Profil Desa Tegalrejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Tegalrejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Tegalrejo, Sawit, Boyolali. Kenali potensinya sebagai pusat pembibitan dan pendederan ikan air tawar yang vital, lumbung padi yang subur, dan desa agribisnis inovatif berkat kelimpahan sumber daya air.
-
Sentra Pembibitan Ikan (Hatchery)
Merupakan pusat pembenihan dan pendederan (pembibitan) ikan air tawar yang krusial, memasok benih untuk para petani pembesaran di Boyolali dan sekitarnya.
-
Kelimpahan Sumber Daya Air
Diberkahi dengan sumber daya air yang melimpah dari sistem irigasi dan mata air, yang menjadi fondasi utama bagi sektor perikanan dan pertanian.
-
Lumbung Padi di Perbatasan
Memiliki basis pertanian padi sawah beririgasi teknis yang sangat produktif, menjadikannya salah satu lumbung pangan di perbatasan Boyolali-Klaten.
Di ekosistem agribisnis perikanan, ada peran krusial yang seringkali luput dari perhatian namun menjadi penentu keberhasilan: penyedia benih. Di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, peran inilah yang menjadi jantung perekonomian warganya. Berbeda dari desa perikanan pada umumnya yang berfokus pada pembesaran ikan konsumsi, Tegalrejo telah memantapkan dirinya sebagai sentra pembenihan dan pendederan (pembibitan) ikan air tawar. Berkat anugerah sumber air yang melimpah dan ketelatenan warganya, desa ini menjadi sumber kehidupan bagi ribuan kolam di sekitarnya. Profil Desa Tegalrejo ialah kisah tentang sebuah desa yang menguasai hulu rantai pasok agribisnis, membangun kemakmuran dari unit-unit kehidupan terkecil.
Geografi Sumber Air dan Demografi Desa
Desa Tegalrejo secara administratif terletak di Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya berada di dataran rendah yang subur di perbatasan selatan Boyolali dengan Kabupaten Klaten. Keunggulan utama dan paling fundamental dari geografi Tegalrejo ialah kelimpahan sumber daya airnya. Desa ini dialiri oleh jaringan irigasi teknis yang prima dan dekat dengan sumber-sumber mata air (umbul) yang menjadi ciri khas kawasan Sawit. Kualitas dan kuantitas air inilah yang memungkinkan berkembangnya industri pembibitan ikan yang sangat sensitif terhadap kondisi air.Luas wilayah Desa Tegalrejo yaitu sekitar 2,13 kilometer persegi. Wilayahnya berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di dua kabupaten. Di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Kateguhan. Di sebelah timur, bersebelahan dengan Desa Manjung. Sementara di sisi selatan dan barat, berbatasan dengan wilayah Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.Berdasarkan data kependudukan resmi yang tersedia, Desa Tegalrejo dihuni oleh 3.498 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai 1.642 jiwa per kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya merupakan petani dalam arti luas, yang terbagi antara petani padi di sawah dan petani ikan di kolam-kolam pembenihan.
Pembibitan Ikan: Jantung Agribisnis Berbasis Keahlian
Daya tarik dan keunggulan kompetitif Desa Tegalrejo terletak pada spesialisasi usahanya di bidang perikanan, yakni pembenihan dan pendederan. Jika petani pembesaran fokus memelihara ikan hingga ukuran konsumsi, maka para petani di Tegalrejo fokus pada fase awal yang jauh lebih rumit: memijahkan induk untuk menghasilkan larva (pembenihan) dan memelihara larva tersebut hingga menjadi benih berukuran beberapa sentimeter (pendederan).Usaha ini membutuhkan keahlian, ketelatenan dan pemahaman teknis yang tinggi. Para pembudidaya di Tegalrejo telah menguasai berbagai teknik pemijahan, baik secara alami maupun buatan (suntik hormon), untuk berbagai komoditas ikan air tawar unggulan seperti lele, nila, dan gurami. Ratusan kolam-kolam kecil dan menengah, baik kolam semen maupun terpal, menjadi pemandangan umum di pekarangan rumah warga."Fokus kami adalah kualitas benih. Ukuran harus seragam dan bebas penyakit. Dari sinilah nasib para petani pembesaran ditentukan. Benih dari Tegalrejo sudah dipercaya dan dikirim ke Boyolali, Klaten, Sukoharjo, bahkan sampai Semarang," tutur seorang anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Tegalrejo.Peran Tegalrejo dalam rantai pasok perikanan regional sangatlah vital. Desa ini berfungsi sebagai "pabrik benih" yang menjamin ketersediaan pasokan bagi ratusan atau bahkan ribuan petani pembesaran. Keberhasilan mereka menjadi bukti bahwa spesialisasi dalam agribisnis mampu menciptakan nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi.
Lumbung Padi sebagai Penopang Utama
Selaras dengan namanya, "Tegalrejo" yang berarti "ladang yang makmur," desa ini tetap mempertahankan fondasi agrarisnya yang kokoh sebagai penghasil padi. Lahan sawah beririgasi teknis yang subur masih menjadi tulang punggung utama bagi sebagian warga dan penjamin ketahanan pangan desa. Aktivitas pertanian padi berjalan beriringan dengan aktivitas perikanan, menciptakan lanskap desa yang produktif secara seimbang.Sistem irigasi yang sama yang mengairi sawah juga menjadi sumber pengisi kolam-kolam ikan, menunjukkan adanya integrasi dalam pengelolaan sumber daya air. Para petani padi yang tergabung dalam kelompok tani terus berupaya menjaga produktivitas lahan mereka. Bagi masyarakat Tegalrejo, sawah merupakan simbol kemakmuran warisan leluhur, sementara kolam pembenihan merupakan simbol kemakmuran hasil inovasi.
Peran Kelembagaan dan Inovasi Desa
Keberhasilan Desa Tegalrejo sebagai sentra pembenihan tidak lepas dari kuatnya peran kelembagaan di tingkat desa, terutama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan). Kelompok ini menjadi wadah bagi para petani ikan untuk saling belajar, berbagi pengalaman mengatasi penyakit, mengakses informasi pasar, dan secara kolektif berhubungan dengan pihak luar seperti Dinas Perikanan atau pemasok pakan.Pemerintah Desa Tegalrejo, bekerja sama dengan penyuluh perikanan, secara aktif mendukung pengembangan usaha warganya. Dukungan ini dapat berupa fasilitasi pelatihan teknik pembenihan terbaru, bantuan akses untuk mendapatkan indukan unggul bersertifikat, hingga program perbaikan infrastruktur penunjang seperti jalan usaha tani.Tantangan yang dihadapi antara lain ialah menjaga keberlanjutan kualitas dan kuantitas sumber air, mengendalikan wabah penyakit yang bisa menyebar cepat di kolam pembenihan, serta menjaga stabilitas harga benih. Inovasi terus dilakukan, misalnya dengan mencoba pembenihan varietas ikan baru yang memiliki permintaan pasar tinggi.
Penutup: Visi Tegalrejo sebagai Pusat Keunggulan Akuakultur
Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, telah membuktikan bahwa penguasaan segmen hulu dalam sebuah rantai pasok agribisnis merupakan sebuah strategi yang cerdas dan menguntungkan. Dengan mengubah anugerah air melimpah menjadi keahlian dalam mencetak kehidupan, desa ini telah mengukuhkan dirinya sebagai pilar tak tergantikan bagi industri perikanan regional. Ke depan, dengan terus meningkatkan teknologi, menjaga kualitas lingkungan, dan memperkuat kelembagaan, Desa Tegalrejo memiliki visi besar untuk menjadi pusat keunggulan (center of excellence) dalam bidang pembenihan ikan air tawar, sebuah "technopark" akuakultur yang menjadi rujukan dan sumber inspirasi.
